Kamis, 07 Mei 2015
0 komentar
SILSILAH TAREKAT SAMMANIYAH
Oleh : Saifuddin, M.A

            Silsilah tarekat adalah genealogi otoritas spiritual. Silsilah menjelaskan jalur penerimaan tarekat oleh seseorang. Dengan begitu, silsilah berfungsi sebagai identitas keotentikan ajaran, sekaligus sebagai sumber otoritas seseorang dalam tarekat.
            Silsilah merupakan hubungan guru murid yang sangat panjang, biasanya tertulis rapi dalam bahasa Arab di atas sepotong kertas, yang diserahkan kepada murid tarekat, sesudah ia melakukan latihan dan amal-amal, dan sesudah menerima petunjuk-petunjuk, irsyad, dan peringatan-peringatan, talqin, dan sesudah membuat janji untuk tidak melakukan maksiat-maksiat yang dilarang oleh gurunya, dan menerima ijazah atau khirqah, sebagai tanda boleh meneruskan lagi pelajaran tarekat itu kepada orang lain.
            Karena para Sufi mengaku bahwa dasar-dasar pemikiran dan pengamalan sebuah tarekat berasal dari Nabi sendiri, para pengikut sebuah tarekat memandang penting sekali urut-urutan nama para guru yang telah mengajarkan dasar-dasar tarekat itu secara turun-temurun. Setiap guru sebuah tarekat dengan hati-hati menjaga silsilah yang  menunjukkan siapakah gurunya dan siapa guru-guru sebelum dia, sampai kepada Nabi. Silsilah itu bagaikan kartu nama dan legitimasi seorang guru: menunjukkan ke cabang tarekat mana ia termasuk dan bagaimana hubungannya dengan guru-guru tarekat lainnya.      
Adapun Syekh Muda Ahmad Arifin dalam silsilah Tarekat Sammaniyah ini menduduki rantai sanad dengan nomor urut ke-37. silsilah dimaksud adalah rantai turunan ajaran tarekat yang dihitung dari Nabi Muhammad S.A.W. Inilah susunan silsilah Tarekat Sammaniyah dari Syaikh Muda Ahmad Arifin, berdasarkan ijazah dan silsilah yang diperoleh beliau dari gurunya Syekh Muda Abdul Qadim Balubus di Sumatera Barat.
1.     Allah S.W.T (Rabb al-’Izzah)
2.     Jibril A.S.
3.     Nabi Muhammad S.A.W.
4.     Ali ibn Abi Thalib r. a. Karamullah Wajhahu
5.     Imam Hasan Al-Basri r.a
6.     Shaikh Habib Al-Ajami
7.     Syaikh Daud al-Tha’i.
8.     Syaikh Ma’ruf al-Karahi.
9.     Syaikh Sirri al-Saqthi.
10.                        Syaikh Junaid al-Baghdadi.
11.                        Syaikh Muhammad Addainuri
12.                        Syaikh Muhammad al-Bakri.
13.                        Syaikh Wajihuddin al-Qath’i.
14.                        Syaikh Umar al-Bakri.
15.                        Syaikh Annajib al-Syahrawardi atau Abd al-Qahir diya ad-Din as-Suhrawardi
16.                        Syaikh Qutubuddin al-Abhari
17.                        Syaikh Rukunuddin Muhammad an-Najasyi
18.                        Syaikh Sihabuddin al-Tabrizi
19.                        Syaikh Jamaluddin al-Ahwari
20.                        Syaikh Abil Haqqi Ibrahim al-Zuhdi al-Kailani atau Abi Ishaq Ibrahim al-Kailani
21.                        Syaikh Akha Muhamad al-Basi/al-Balisi
22.                        Pir Umar al-Khalwati
23.                        Syaikh Amir al-Khalwati atau Muhammad Miram al-Khalwati
24.                        Syaikh Izuddin
25.                        Pir Sadruddin
26.                        Syaikh Abu Zakaria al-Bakuzy
27.                        Syaikh Muhammad Annahari
28.                        Syaikh Halabi Sultan Ulkarro atau Jamal al-Khalwatiyah
29.                        Syaikh Muhammad Addin al-Qustumuni
30.                        Syaikh Ismail al-Jarawi
31.                        Syaikh Mustafa Afandi Adranawy
32.                        Syaikh Abdul Latif
33.                        Syaikh Mustafa al-Bakri
34.                        Syaikh Muhammad Samman al-Qadri al-Khalwatiyah Qaddasahu Ruhahu
35.                        Syaikh Hasbi
36.                        Syaikh Abu al-Hasan
37.                        Syaikh Muhammad Amin ibn Muhammad Ridwan al-Madinah al-Munawwarah
38.                        Syekh Abdurrahman al-Khalidi
39.                        Syekh Muda Abdul Qadim Balubus

40.                        Syekh Muda Ahmad Arifin
Continue reading →