Selasa, 25 Januari 2011

AJARAN DASAR TAREKAT SAMMANIYAH SYEKH MUDA AHMAD ARIFIN

25 komentar
A. Pentingnya Mempelajari Ilmu Hati (Ilmu Tarekat)

Hati memegang peranan penting bagi manusia. Baik dan buruknya seseorang ditentukan oleh hati sebagaimana Hadis Nabi:
...اَلاَوَاِنَّ فِى الْجَسَدِ مُدْغَةً اِذَاصَلُحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَاِذَافَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ آلآوَهِيَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam tubuh itu ada segumpal darah, bila ia telah baik maka baiklah sekalian badan.Dan bila ia rusak, maka rusaklah sekalian badan. Dan bila ia rusak maka binasalah sekalian badan, itulah yang dikatakan hati”.

Demikianlah pentingnya peranan hati bagi manusia, oleh sebab itu manusia wajib menjaga kesucian hatinya. Adapun yang menjadi penyebab kotornya hati manusia itu adalah disebabkan berbagai penyakit yang terdapat padanya sebagaimana dijelaskan oleh firman Allah:
فِى قُلُوْبِهِمْ مَرَضٌ
“Di dalam hati mereka ada penyakit”. (Q.S. 2 Al-Baqarah: 10)

Menurut Syekh Muda Ahmad Arifin terdapat 6666 ayat Al-Qur’an dan 6666 urat di dalam tubuh manusia, demikian halnya dengan hati manusia, ada 6666 penyakit di dalam hati manusia. Dari sekian banyak penyakit yang ada di dalam hati manusia, ada beberapa penyakit hati yang paling berbahaya, di antaranya: hawa nafsu, cinta dunia, loba, tamak, rakus, pemarah, pengiri, dendam, hasad, munafiq, ria, ujub, takabbur. Jadi bila tidak diobati, maka sambungan ayat mengatakan:
فَزَادَهُمُ اللهُ مَرَضًا
“Lalu ditambah Allah penyakitnya”. (Q.S. 2 Al-Baqarah: 10)
            Demikianlah bahayanya apabila manusia itu tidak segera membersihkan hatinya, maka Allah akan terus menambah penyakitnya. Oleh sebab itu kewajiban pertama bagi manusia adalah terlebih dahulu ia harus mensucikan hatinya sebagaimana firman Allah:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّ
“Beruntunglah orang yang mensucikan hatinya dan mengingat Tuhan-Nya, maka didirikannya sembanhyang”. (Q.S. 87 Al-A’la: 14-15)
            Dari penjelasan surah Al-A’la di ayat 14 dan 15 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ada tiga kewajiban yang dibebankan oleh Allah kepada manusia:
1. Kewajiban Mensucikan Hati
            Di dalam surah Al-A’la ayat 14 Allah menyatakan bahwa orang-orang yang telah mensucikan hatinya sesungguhnya telah memperoleh keberuntungan. Lalu dibenak kita timbul beberapa pertanyaan:
-          Apa yang dimaksud dengan hati yang bersih?
-          Bagaimana cara membersihkan hati?
-          Mengapa orang yang mensucikan hatinya disebut orang yang beruntung?
-          Apa keuntungan yang diperoleh oleh orang yang telah mensucikan hatinya?
Pertama, apa yang dimaksud dengan hati yang bersih? Menurut Syekh Muda ahmad Arifin yang dimaksud dengan hati yang bersih yaitu tidak ada di dalam hati itu selain Allah. Artinya seseorang yang disebut hatinya bersih adalah orang yang senantiasa selalu mengingat Allah. Itulah sebabnya para sufi berkata:
قَلْبُ الْمُؤْمِنِيْنَ بَيْتُ اللهُ
“Hati orang mukmin itu adalah rumah Allah”.
            Kedua, bagaimana cara membersihkan hati? Menurut Syekh Muda Ahmad Arifin satu-satunya cara membersihkan hati yaitu dengan mempelajari ilmu hati. Ilmu hati ini lazim disebut dengan beberapa nama di antaranya: ilmu batin, ilmu hakikat, ilmu tarekat. Menurutnya tujuan mempelajari ilmu hati adalah untuk mengenal Allah, sebab hati merupakan sarana yang telah ditetapkan oleh Allah untuk dapat menyaksikan-Nya sebagaimana firman Allah:
مَاكَذَبَ الْفُؤَادُ مَارَآى
“Tidak dusta apa yang telah dilihat oleh mata hati”. (Q.S. An-Najm: 11)
            Jadi hanya dengan mempelajari ilmu hatilah kita baru dapat mengenal Allah. Apabila kita telah dapat mengenal Allah, barulah kita dapat mengingat-Nya. Dan mengingat Allah merupakan satu-satunya cara untuk membersihkan hati sebagaimana Hadis Nabi:
لِكُلِّ شَيْءٍ صَقَلَةٌ وَصَقَلَةُ الْقَلْبُ ذِكْرُاللهُ
“Segala sesuatu ada alat pembersihnya dan alat pembersih hati yaitu mengingat Allah”.
            Ketiga, mengapa orang yang mensucikan hatinya disebut orang yang beruntung? Menurut Syekh Ahmad Arifin penyebab Allah menyebut orang-orang yang telah mensucikan hatinya sebagai orang-orang yang beruntung adalah disebabkan karena sesungguhnya hanya orang-orang yang telah mensucikan hatinyalah yang dapat mengenal Allah. Menurut al-Ghazali hati manusia berfungsi sebagai cermin yang hanya bisa menangkap cahaya ghaib (Allah) apabila tida tertutup oleh kotoran-kotoran keduniaan. Sesungguhnya hanya orang-orang yang telah mensucikan hatinyalah yang dapat mengenal Allah dan merekalah yang disebut sebagai orang-orang yang beruntung.
            Keempat, apa keuntungan yang diperoleh oleh orang yang telah mensucikan hatinya? Menurut Syekh Muda Ahmad Arifin keuntungan yang diperoleh oleh orang yang telah mensucikan hatinya adalah dapat mengenal Tuhannya. Itulah sebabnya Allah berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّهَا
“Beruntunglah orang yang telah mensucikan hatinya dan merugilah orang yang telah mengotorinya”. (Q.S. 91 As-Syamsi: 9-10)
            Itulah sebabnya pada ayat di atas Allah memuji orang-orang yang telah mensucikan hatinya, sebab hanya orang-orang yang telah mensucikan hatinya yang dapat mengenal Allah. Adapun orang-orang yang mengotorinya adalah orang-orang yang merugi, karena sesungguhnya orang-orang yang hatinya kotor tidak akan pernah dapat mengenal Tuhannya.
2. Kewajiban Mengingat Allah
            Kewajiban yang kedua adalah mengingat Allah, sebab mustahil kita dapat mengingat Allah kalau kita belum mengenal-Nya dan mustahil kita dapat mengenal-Nya kalau kita belum pernah berjumpa. Dan mustahil kita dapat berjumpa dengan Allah tanpa terlebih dahulu menyertakan diri dan belajar kepada orang yang telah dapat beserta Allah. Itulah sebabnya Nabi memerinthakan kepada kita agar menyertakan diri kepada orang yang telah serta Allah sebagaimana sabda Nabi:
كُنْ مَعَ اللهُ وَاِنْ لَمْ تَكُنْ مَعَ اللهِ فَكُنْ مَعَ مَنْ كَانَ مَعَ اللهِ فَإِنَّهُ يُوْصِلُكَ اِلَى اللهِ
“Sertakanlah kepada Allah, apabila kamu tidak dapat beserta Allah maka sertakanlah dirimu kepada orang yang telah serta Allah, maka ia akan mengenalkan kamu kepada Allah”.
            Berdasarkan Hadis di atas, maka kewajiban pertama bagi manusia adalah mencari guru (wasilah) agar ia dapat memperoleh pengenalan kepada Tuhannya. Setelah manusia itu dapat mengenal Allah maka kewajiban kedua baginya adalah mengingat Tuhan-Nya.
3. Kewajiban Mengerjakan Shalat
            Shalat merupakan tiang agama yang dilaksanakan apabila kita telah melaksanakan kewajiban pertama dan kedua, sebab tujuan shalat adalah untuk mengingat-Nya sebagaimana firman Allah:
اِنَّنِى أَنَااللهُ لاَإِلَهَ اِلاَّ أَنَا فَاعْبُدْنِى وَأَقِمِ الصَّلَوةَ لَذِكْرِى
“Sesungguhnya Aku inilah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (Q.S. 20 Thaha: 14)
            Firman Allah di atas senada dengan firman Allah pada surat Al-A’la ayat 14 dan 15 yang telah diuraikan sebelumnya. Untuk mengetahui secara jelas persamaan makna yang terdapat pada kedua ayat tersebut penulis akan menguraikan kalimat perkalimat pada surat Thaha ayat 14 serta membandingkannya dengan surat Al-A’la ayat 14.
            Pertama, pada bagian awal surat Thaha ayat 14 Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku ini Allah”. Bila kita menganalisis firman Allah tersebut maka dapatlah kita ketahui bahwa sesungguhnya Allah itu ingin dikenal. Firman Allah pada surat Thaha tersebut senada dengan firman Allah pada surat Al-A’la ayat 14: “Beruntunglah orang-orang yang mensucikan hatinya”. Makna beruntung pada ayat ini adalah bahwa keuntungan yang diperoleh oleh orang-orang yang mensucikan hatinya adalah dapat mengenal Allah. Bahkan bila kita analisis lebih jauh selain memiliki persamaan makna, kedua ayat tersebut juga memiliki kaitan di mana ayat yang satu berfungsi sebagai penjelas bagi yang lain. Pada surah Thaha Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku ini Allah”. Ayat tersebut mengintruksikan kepada manusia kewajiban untuk mengenal Allah. Pada surah al-A’la ayat 14 Allah berfirman: “Beruntunglah orang-orang yang mensucikan hatinya”. Pada ayat ini Allah memuji orang-orang yang mensucikan hatinya, sebab hanya orang-orang yang mensucikan hatinyalah yang dapat mengenal Allah dan merekalah yang dinyatakan Allah sebagai orang-orang yang beruntung. Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa firman Allah pada surat Thaha ayat 14 keduanya mengindikasikan bahwa kewajiban pertama bagi manusia adalah terlebih dahulu mensucikan hatinya agar ia dapat mengenal Tuhannya.
            Kedua, pada bagian tengah surat Thaha Allah berfirman: “Tiada Tuhan selain Aku”. Bila kita analisis firman Allah di atas, maka dapat kita ketahui bahwa maksud yang terkandung di dalamnya adalah perintah untuk mengingat-Nya, sebab kalimat  “Tiada Tuhan selain Allah”, bermakna tidak ada yang boleh diingat selain Allah. Firman Allah pada surat al-A’la ayat 15: “Dan mengingat Tuhannya”. Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa kewajiban yang kedua bagi manusia adalah mengingat Tuhannya.
            Ketiga, pada bagian akhir surat Thaha Allah berfirman: “Sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. Bila kita analisis pada ayat di atas bahwa printah sembah datang setelah terlebih dahulu Allah memerintahkan untuk mengenal dan mengingatnya. Perintah sembah tersebut diwujudkan dengan mendirikan shalat yang tujuannya adalah untuk mengingat-Nya. Firman Allah tersebut senada dengan firman Allah pada surat al-A’la ayat 15: “Maka dirikanlah shlalat”. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kedua ayat tersebut sama-sama mengindikasikan bahwa shalat merupakan kewajiban ketiga.
            Dari penjelasan di atas dapatlah kita ketahui mengapa para sufi menaruh perhatian besar terhadap hati (qalb) dan menempatkan shalat sebagai kewajiban ketiga. Karena sesungguhnya perintah shalat itu diterima setelah terlebih dahulu Jibril mensucikan hati Nabi Muhammad sebelum ia menghadap Allah. Sebab Allah itu tidak dapat dilihat oleh mata kepala Nabi Muhammad tetapi hanya dapat dilihat oleh mata hati Nabi Muhammad. Oleh sebab itu sebelum Nabi Muhammad berjumpa dengan Allah, terlebih dahulu Jibril mensucikan hatinya, agar nur yang ada di dalam mata hatinya itu dapat memancar, sebab dengan nur itulah Nabi Muhammad dapat menyaksikan Allah. Itulah sebabnya di dalam surah al-Isra’ ayat 1 Allah menggunakan kalimat Maha Suci, sebab Allah itu Maha Suci dan hanya dapat dilihat oleh hamba-hamba-Nya apabila mereka telah mensucikan hati mereka.
            Adapun makna Jibril mensucikan hati Nabi Muhammad menurut Syekh Muda Ahmad Arifin pada hakikatnya adalah sesungguhnya Malaikat Jibril menyampaikan pengenalan kepada Allah dalam istilah ilmu tarekat lazim disebut dengan bai’at. Praktik bai’at yang diterima oleh Nabi dari gurunya Malaikat Jibril diteruskan kepada Ali ibn Abi Thalib dan praktik seperti ini terus berlanjut dari guru ke murid dalam rangkaian silsilah hingga saat ini. Praktik bai’at yang diterapkan di kalangan ahli tarekat sesungguhnya mengacu pada pola yang dilaksanakan oleh Nabi. Jadi berdasarkan tradisi bai’at inilah muncul istilah bahwa “Barangsiapa yang tidak mempunyai syekh maka gurunya adalah setan” sebab Nabi sendiri tidak dapat mengenal Allah tanpa berguru kepada Malaikat Jibril, apalagi kita sebagai manusia biasa yang hina dan dhaif yang tidak mempunyai kedudukan apa-apa di sisi Allah maka mustahil dapat mengenal Allah tanpa guru. Oleh sebab itu Nabi bersabda:
اَلْعِلْمُ عِلْمَانِ فَعِلْمُ بَطِنِ فِى قَلْبِى فَذَالِكَ هُوَ نَفِعِى
“ilmu itu ada dua macam, adapun ilmu batin yang di dalam hati itu jauh lebih bermanfaat”.
            Dari penjelasan Hadis di atas dapatlah kita ketahui bahwa tidak hanya para sufi yang menaruh perhatian besar terhadap hati, bahkan Nabi sendiri lewat Hadisnya secara tegas menyatakan keutamaan ilmu hatilah manusia dapat mengenal Allah.
            Menurut Syekh Ahmad Arifin kekeliruan umat Islam saat ini adalah tidak mau mempelajari ilmu hati dan lebih mengutamakan ilmu syari’at. Oleh sebab itu menurutnya mayoritas umat Islam saat ini tidak mengenal yang mereka sembah dan sesungguhnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata sebagaimana firman Allah:
فَوَيْلٌ لِلْقَسِيَةِ قُلُوْبُهُمْ مِنْ ذِكْرِاللهِ أُلَئِكَ فِى ضَلَلٍ مُّبِيْنٍ
“Maka celakalah bagi orang yang hatinya tidak dapat mengingat Allah, mereka itu dalam kesesatan yang nyata”. (Q.S. 39 az-Zumar: 22)
            Demikianlah celaan Allah terhadap orang-orang yang tidak dapat mengingat-Nya, yang kesemuanya itu disebabkan karena mereka tidak mempelajari soal hati. Namun kebanyakan umat Islam saat ini tidak tahu kalau mereka itu tidak tahu. Mereka menganggap bahwa amal ibadah mereka dapat diterima oleh Allah SWT, karena merasa bahwa tauhid mereka telah sempurna, padahal sesungguhnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata. Sesungguhnya orang-orang yang bertauhid si sisi Allah adalah orang-orang yang telah mempelajari ilmu hati. Sebab hanya dengan mempelajari ilmu hatilah kita baru dapat mengenal Allah. Jadi sesungguhnya orang-orang yang tidak mempelajari ilmu hati adalah orang-orang yang bertauhid di sisi manusia tetapi sesungguhnya kafir di sisi Allah, sebab tauhid mereka hanya di lidah, namun hatinya tidak pernah menyaksikan Allah. Mereka menganggap bahwa dengan mengucap dua kalimah syahadat dan percaya dalam hati berarti telah Islam dan beriman di sisi Allah. Padahal keislaman dan keimanan mereka itu barulah sebatas percaya kepada Allah. Oleh sebab itu orang-orang yang mengabaikan atau tidak mempelajari ilmu hati (ilmu tarekat) sesungguhnya adalah orang-orang yang mengabaikan tauhid.
            Dari uraian di atas dapatlah kita ketahui betapa pentingnya mempelajari ilmu hati (ilmu tarekat). Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu tauhid yang sesungguhnya adalah dengan mempelajari ilmu hati (ilmu tarekat).

25 Responses so far

  1. mohon kirimkan kaifiat thareqat sammaniah via email ke budionoo1977@gmail.com.
    salam dari jemaah di ajamu

  2. Multi says:

    bacaan yang bagus buat saya yang belum paham ini ilmu semua

  3. Anonim says:
    Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
  4. saifuddin says:
    Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
  5. Unknown says:

    Assalamu'alaikum wr wb abang loen,ane senang betul membaca tulisan abg,kapan ya bg ane bisa konsultasi lebih dalam dg abg,, syukran

  6. saifuddin says:

    Waalaikum Salam. Saya ucapkan terima kasih karena telah berkenan membaca tulisan abg di blog ini. Apalagi adinda Johan ingin berkonsultasi lebih dalam dengan abg, tentu abg sangat senang sekali. Silahkan menghubungi saya lewat HP: 081396424554 bila ingin berjumpa secara langsung. Bila ingin berkonsultasi lewat tulisan silahkan kirim ke alamat email saya: pudingazali@gmail.com . Abg tunggu kabar dari adinda.
    Wasalam

  7. Unknown says:

    Salam buat saudar saifuddin. Tahukah kamu susur galur tarekat samaniyah ini? Tahukah kamu dari manakah datangnya nama Samaniyyah ini? Sebetulnya tajuk artikel ini sendiri pun sudah salah. Tidak ada atau wujud nama tarekat samaniyah dr. syech muda ahmad ariffin alhaj sedangkan yg ada aslinya hanyalah tarekat samaniyyah sahaja. Ini lah terjadi bila pembawa tarekatnya bukan lagi guru mursyid yg sebenar atau taraf wali allah. Seperti juga halnya imam ibrahim bonjo yg mempunyai karamah mengeluarkan air wangi dr tanganyya. Tarekat samaniyyah yg dibawa itu lah asli tp kerna ketaksuban anak muridnya terhadap ibrahim bonjo sehingga memandai menukar nama tarekat samaniyyah kpd tarekat samaniyyah ibrahim bonjo dan menambah nambah ajaran yg tiada langsung pernah diajar oleh ibrahim bonjo sehingga menyimpang dr landasan tarekat dan syariat itu sendiri. Kdg2 kita boleh tersimpang juga bila hanya kita belajar dr buku2 sahaja tinggalan dr guru mursyid kita terdahulu yg bertaraf wali yg sudah meninggal ratusan tahun dahulu dan juga guru kita yg ada sekarang bukanlah guru mursyid yg sebenar yg kita panggil taraf wali. Kerna guru mursyid yg asli bertaraf wali kutub rabbani tarekat samaniyyah ini sudah pun meninggal di kala usianya 99 tahun di hari jumaat tepat selepas zohor 8 tahun dahulu. dan selepasnya tiada lagi guru mursyid kerna dialah yg terakhir kerna selepas ini kita hanya menunggu kebangkitan imam mahdi.








  8. Alhamdulillah, semakin banyak manusia yang tau akan arti thariqat.
    Saya jama'ah thariqat sammaniyah dari almukaram syekh maulana ibrahim bonjol.

  9. Unknown says:

    aslmkum.saya ahmad di medan. sebagai sesama muslim mari kta saling mengingatkan dan membagi info,pertama suluk itu metode tarekat naqsyabandiyah dan tidak ada di tarekat saman, kedua bahwa saudara ahmad arifin bukanlah masuk dalam silsilah tarekat samaniyah apalagi menjadi guru tarekat saman. karena silsilah merupakan hal yang fatal hakekatnya dalam tarekat,,mari berjiwa besar...saya siap ketemu kapan pun anda ingin silaturrahim.jazakaLLAH Khoiran Katsiron
    HP :085287929950.

  10. Unknown says:

    Mohon ma,af sebelumya,apa tarekat ini silsilanya sampai pada rosul?,didaerah manakah tarekat ini berada?terus apa bedanya tarekat yang asli dan terakat yang sesat?

  11. memang tarekat samman ini muktabaraoh, tapi tolong coba dipostong silsilah tarekat samman ini sampai kpd seikh muda ahmad arifin titi kuning medan, kami menunggu

  12. Unknown says:

    mohon dikirim kaifiyat tarekat sammaniyah dan rantai sanadnya ke erfanmaulana@icloud.com. Terimakasih sebelunya.

  13. saifuddin says:

    Buat Saudari Hairiyah, Tarekat Sammaniyah ini adalah Tarekat yang silsilahnya bersambung sampai kepada Rasul dan Masayikh (para Syaikh/guru) dalam mata rantai silsilahnya sambung menyambung dan tidak ada yang terputus (barzahi= murid belajar kepada guru yg sudah meninggal secara rohaniah melalui rabithah). Jadi kalau ada suatu Tarekat yg pada silsilah terdapat istilah barzahi, dimana antara guru dan murid tdk ketemu atau tidak hidup sezaman, maka silsilah dan tarekatnya wajib ditolak, karena dalam ilmu Tarekat seorang murid hanya dapat berhasil bila dibimbing secara langsung oleh mursyid, laksana orang buta yg dipandu oleh orang yg melihat. Mengenai silsilah Silsilah Tarekat Sammaniyah silahkan lihat pada Silsilah Tarekat. Untuk menilai suatu Tarekat itu asli atau tidak, hanya dapat dilihat dari Ajaran Tarekat tersebut. Ada tiga syarat suatu tarekat dapat dikategorikan benar atau asli:
    1. Ajaran tarekatnya tidak boleh menyimpang dari Qur'an dan Sunnah. Apapun yg diajarkan si guru harus bersumber kepada dalil ayat maupun Hadis/Sunnah.
    2. Ajaran Tarekatnya harus logis/masuk akal. Maksud masuk akal di sini contohnya: Seorang guru tarekat harus mampu mengajarkan muridnya bagaimana cara menyaksikan Allah itu sebagaimana dalam syahadat: Asyhadualla ilaha illallah: Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah. Seorang guru tarekat harus mampu mengenalkan yg ghaib itu menjadi nyata. Sebab dalam surat Ali imrah ayat 18,Allah berfirman: "Yang dapat menyaksikan Allah adalah para malaikat dan orang2 yg berilmu. Jadi guru Tarekat dengan ilmunya harus dapat menjelaskan secara logis disertai dengan dalil ayat dan hadis tentang bagaimana cara menyaksikan Allah itu dengan ilmu. Kalau guru tarekat itu Allah itu masih ghaib dan penjelasannya tdk rasional, maka guru tarekat itu wajib ditolak ajarannya. itu pertanda ajaran tarekatnya sesat.
    3. Silsilah tarekatnya harus dari Nabi Muhammad ke Ali ibn Abi Thalib, karena ilmu Tarekat ini hanya diberikan oleh Nabi kpd Ali ibn Abi Thalib dan dibuktikan berdasarkan Hadis bahwa benar Ali ibn Abi Thalib telah menerima Ilmu tarekat dari Nabi. Jadi kalau ada silsilah Tarekat yg bersumber dari sahabat selain Ali, maka tarekatnya wajib ditolak. Harus ada bukti berupa hadis bahwa bahwa Nabi pernah mengajarkan ilmu tarekat kepada sahabat tersebut. Misalnya bila anda menjumpai salah satu tarekat yang silsilahnya dari Nabi ke Abu Bakar, tolong anda tanyakan kepada guru tarekat tersebut, kapan Abu Bakar menerima ilmu tarekat dari Nabi? mana hadisnya? Kalau tidak ada bukti dan dalilnya, maka wajib hukumnya anda menolak tarekat tersebut.

  14. saifuddin says:

    Salam Kenal buat saudara Muhammad Nasrul, saya sudah baca komentar anda, dan saya telah pahami maksud anda. Anda boleh saja berkomentar menurut praduga anda dan silahkan saja karena itu hak anda. Namun saran saya kepada anda, ada baiknya anda selidiki dulu siapa sebenarnya guru saya itu dengan cara berjumpa secara langsung menemui beliau, kemudian silahkan anda nilai sendiri. Untuk mengetahui seseorang itu wali Allah atau bukan, hanya Wali Allah yg dapat menilai dan mengetahuinya. Jadi karena anda bukan Wali Allah, maka anda sangat tidak layak untuk memberikan penilaian tentang guru saya. Saran saya, sebaiknya anda baca dulu keseluruhan isi blog saya ini agar anda mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana sesungguhnya ajaran sammaniyah yang sebenarnya.

  15. Iyok says:

    Assalam mualaikum, para saudaraku... Saya rasa kita tidak perlu berdebat, mengenai siapa yang benar dan bagaimana... Selama tidak menyimpang dari Qur'an dan hadits serta sanad silsilahnya tersambung ke Rasulullah, Insya Allah, itu benar dan asli. Untuk apa diperdebatkan sesuatu yang hanya diketahui oleh para guru/ Mursyid? sementara kita ini hanya anak bawang.. Sekiraya benar yg dikatakan oleh saudara Saifuddin itu benar adanya, lebih baik bertanya langsung kepada Syaikh Arifin muda di Medan. Jujur saja, saya bukan seorang murid dari Sammaniyah, tetapi saya sendiri dari Naqsyabandiyah Haqqani.
    Sebaiknya kita bersama-sama bershalawat untuk menenangkan hati...
    Walaikum Salam..

  16. Asslam wr.wb.
    Salam kenal ya pak saifuddin. Saya adalah salah satu jamaah sammaniyah. Di baiat oleh ayahanda kh. Khalifah syamsuddin al qadri, dan di bimbing oleh syahrizal. Saya sangat senang dgn ada nya blog ini, karna bisa bersilaturahmi dg bpak. Dgn ada nya blog ini saya bsa mengulang2 kembali ilmu yg tlah d sampaikan buya yg mungkin saja terlupa karna skrng saya di jambi lgi kuliah di iain jambi dlm proses pembuatan skripsi, karna buku yg bpak tulis jadi inspirasi mendasar bg saya dlm penulisan skripsi tsb. Dan salam juga bgi semua jamaah sammaniyah dmna saja berada dan khusus nya yg dpt ilmu nya dr ayah guru buya syekh ahmad arifin al hajj. Bgi yg coment nya ngawur kidul ingat lah sabda nabi"yang mersa yg tau yh tidak merasa tidak akan tau" betapa dekat nya allah sama kita melebihi dekat nya urat leher anda sendiri.

  17. Unknown says:

    Pemahaman tentang mengenal Allah, sebenarnya maksud mengenal Allah itu seperti apa, apakah yang dimaksud dengan mengenal kita tau bahwa sepertiapa dan bagaimana wujudNya.

  18. Unknown says:

    salam semua. saya minta maaf kerana komentar saya terdahulu bunyi tiada adab kerana ketika itu saya masih amalkan ilmu dunia. tapi saya tahu serba sedikit mrngenai tarekat samaniyah kerna says ada susur galur wali tarekat ini iaitu datuk saya sendiri arwah haji sulaiman. beliau berguru dengan ibrahim bonjol di mekah. tapi kini saya telah pun membuang segala ilmu dunia saya dan mengamalkan tarekat samaniyah ini. guru saya adalah haji ujang bin jali. seorang auliya agung. kamu boleh tanya aja sama guru kamu nama2 yang saya sebutkan. atau kamu sendiri boleh mengintai tirai hakikat silakan lihat.

  19. Unknown says:

    Saya rasa kesalahpahaman yang telah terjadi, hal ini mungkin kita terlupa bahwa seseorang yang mengenalkan kita pada Allah lah yang menjadi guru kita, inilah silsilah kita, begitu juga bagi anda dan saya seandainya guru kita tersebut telah uzur atau meninggal dunia maka kita harus melanjutkan pengenalan kita pada Allah melalui murid- murid beliau yang telah diberi hak untuk melanjutkan, tetapi tetaplah seseorang yang mengenalkan kita pada Allah tersebut yang menjadi guru kita dan silsilah kita dalam bertarekat. Jadi Guru kita tersebut memang belajar pada Syekh Muda Abdul Qadim, dikarenakan dalam menuntut ilmunya terebut telah uzur maka bimbingan selanjutnya dilaksanakan oleh Syekh Abdul Malik dan jika ada yang bersaksi bahwa Guru kita tersebut pernah suluk pada Syekh Ibrahim Bonjol, ini adalah kondisi yang sama. Kita harus bersyukur pada Allah yang telah menggerakkan hati, pikiran, dan tubuh Guru kita Syekh Muda ahmad Arifin al haj atas usaha keras beliau tetap melanjutkan ilmunya sehingga kita dapat mengenal Allah, dan juga kita harus juga bersyukur pada Allah yang telah menetapkan kita mengenal Allah melalui guru kita Syekh Muda Ahmad Arifin Al Haj. Bagi saudara- saudaraku yang pernah merasa hal ini pernah mengganggu pikirannya maka kembalilah ketujuan kita belajar, tidaklah cukup kita hanya mengenal Allah tetapi Allah juga harus mengenal kita sebagai hambaNya, kita mencintai Allah dan Allah juga mencintai kita, ingatlah kita siapa yang telah mengenalkan kita pada Allah.

    " dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas."(QS. Al Kahfi 28 )

  20. yth admin...saya Juga murid Buya ne..akhir2 ne sontak terdengar unjuk rasa mahasiswa menuntut mUI utk mengeluarkan fatwa sesat ajaran Buya...bagaimana ceritanya itu?
    jujur saya katakan, saya sangat menyukai ajaran2 Buya, dan amalan2 Ibadah yg diajarkan Buya, namun saya yg kurang sepakat, ternyata samaniyyah ini, lebih berbau syiah, yaaa saya kurang sepakat jika sahabat2 yg lain di nafikan dalam tarikat ini, tapi saya tetap mengamalkan ajaran Buya koq ..salam kenal saya

  21. Unknown says:

    Assalam..Ilahii Anta maksudy waridhoKA mathluby ,,,yth; saudara admin,kami kira sudah cukup kami memberikan keterangan yang sebenarnya bahwa saudara ahmad arifin bukan penyampai tarekat,dan mengenai kasus hukum terhadap sdr ahmad arifin yang sedang berjalan sudah banyak kami terangkan kepada MUI dan fihak yang berkepentingan yang bertanya,cukuplah kejadian tersebut sebagai peringatan dari DZAT penggenggam seluruh hati manusia,kita harus saling menjaga persatuan...
    jangan sampai terlena dan hanyut dengan kemudahan-kemudahan yg ada.
    "fabi ayyi alaa i Robbikumaa tukadzibaan"(al-ayah)
    saya dani boim/ibrahim mudo(cucu kakek ismail pinim) di medan .boleh hubungi di no, Hp:081262007873

  22. Unknown says:

    Assalam....untuk saudaraku bg muhammad nasrul...dasar kita harus kuat untuk mengatakan " kita hanya menunggu Imam Mahdi..." saja...percayalah...di Alqur'an sudah jelas bocorannya kok tentang hal ini..hehe...HP: 081262007873.

  23. saifuddin says:

    Buat saudara Dani Boim saya perlu beri tahu anda bahwa anda sama sekali tidak memiliki kelayakan untuk mengomentari guru saya karena anda tidak tahu apa apa selain fitnahan yang anda terima dari murid murid Syekh Bonjol. Saya kenal anda sewaktu anda datang ke pengajian Syekh Muda Ahmad Arifin dan waktu itu kita sudah sempat bertegur sapa dan berbicara mengenai hal ini karena anda sendiri waktu itu menjelaskan bahwa anda berasal dari pengajian Baitul Ibadah Syekh Bonjol. Tapi justru yang lebih mengejutkan justru terjadi pada saat anda duduk di majelis pengajian Syekh Muda Ahmad Arifin, beliau langsung menyindir anda dan telah mengetahui maksud kedatangan anda ke majelisnya yang hanya sekedar untuk menyelidiki keadaan di Majelis Pengajian Ihya Ulumuddin Tarekat Sammaniyah pimpinan Syekh Muda Ahmad Arifin. itu adalah salah satu karamah yang tampak pada diri beliau yang ditujukan kepada anda. Masihkah anda ingat dengan kejadian itu, apakah anda tidak merasa kalau yang beliau sindir dan beliau marahi itu adalah anda, dan jika anda tidak merasa, itu artinya kepekaan dan urat malu anda sudah putus, dan jika anda lupa, maka melalui komen ini saya mengingatkan anda kembali dengan peristiwa itu. Kalau anda benar, anda tidak perlu memfitnah guru saya, cukup hadirkan saksi dan bukti yang anda miliki. Kalau cuma bicara omong kosong, semua orang juga bisa. Dan satu hal lagi, ucapan dan komentar anda menunjukkan bahwa hati dan niat anda tidak baik, anda selalu memfitnah dan mencaci maki, apalagi yang anda caci maki itu adalah seorang guru. sadarlah anda sebelum Allah nanti yang menyadarkan anda. Jika anda merasa perlu dengan penjelasan saya, silahkan hubungi saya via email atau telpon. Saya tidak merasa perlu menghubungi anda karena anda tidak tahu apa2 tentang tarekat Sammaniyah dan sejarah para gurunya. jadi agar tidak menyesatkan banyak orang, sebaiknya anda tidak usah banyak komentar agar tidak menyesatkan orang. dan satu hal lagi, jangan asal memberi komentar kalau tidak punya bukti. Perbanyaklah zikir dari pada mengurusi urusan orang karena itu akan semakin menambah dosamu kelak

  24. saifuddin says:

    Buat saudaraku Muhammad Sang Bintang, perlu saya jelaskan bahwa Tarekat Sammmaniyah dan ajarannya tidak ada kaitannya dengan Syiah, apalagi sampai mencaci maki sahabat rasul, kalaupun sekiranya ada sahabat rasul yang dikritik, itu wajar-wajar saja, karena sahabat itu juga bisa berbuat salah dan mereka tidak maksum dari dosa, hanya para nabi dan rasul yang maksum dari dosa, jadi tidak boleh ada kritik buat para nabi dan rasul. Jadi perlu saya tegaskan kembali, bahwa tarekat Sammaniyah sama sekali tidak ada kaitan dengan Syiah.

  25. saifuddin says:

    Buat saudariku Ani Tira perlu anda ketahui bahwa untuk mengenal Allah itu harus pakai ilmu tarekat dan tidak sesederhana yang anda pikirkan. tanpa bertarekat maka tidak akan dapat mengenal Allah. Lalu apanya yang mau dikenal? Zatnyakah? atau Sifatnyakah ? atau namaya? tidak mungkin Zat dapat dikenal karena Allah sendiri mengatakan bahwa zat Laisa Kamislihi, dan tidak mungkin manusia yang baharu dapat mengenal zat yang qadim yang tak berwujud. Kalau kita mencoba mengenal Allah lewat sifat-sifatNya, pertanyaannya adalah dapatkah Allah dikenal melaui sifat-sifatNya?, jawabanya adalah tidak, karena Allah tidak bisa dikenal melalui sifat, karena dalam syahadat kita disuruh menyaksikan/ mengenal Allah bukan disuruh mengenal sifatNya. Coba cari dalil ayat dan hadis yang memerintahkan kita untuk mengenal sifat, yang ada adalah hadis yang berbunyi: awaluddin makrifatullah: pertama sekali di dalam Islam adalah mengenal Allah, sebagai contoh bila saya beritahu sifat sifat saya tapi kita tidak pernah bertemu sekalipun dengan saya atau melihat foto saya, dapatkah anda katakan bahwa anda mengenal saya? anda baru dikatakan sekedar tahu tentang nama dan sifat-sifat saya, tapi belum mengenal saya, demikian halnya di dalam mengenal Allah. Kita baru tahu tentang nama Allah sebagai Tuhan pencipta alam dan sifat-sifatNya, tetapi belum kenal Allah karena belum pernah menyaksikannya. jadi inilah yang terjadi pada diri kebanyakan umat Islam, mereka merasa sudah mengenal Allah menurut perasaan mereka, tetapi sesungguhnya mereka baru sekedar tahu tentang nama Allah dan sifat-sifatNya. lalu jika ditanya, apakah nama Allah itu qadim atau baharu? maka jawabnya tentu nama Allah itu qadim, la horfun wala soutun: nama Allah itu tidak berhuruf dan tidak bersuara. Jika nama Allah itu qadim, lalu bagaimana kita dapat menyebut dan memuji namaNya, tentu kita tidak akan mampu. jadi, selagi masih bisa disebut dan berhuruf ALLAH, maka jatuh hukumnya kepada sifat memuji dan memuji adalah pekerjaan lisan yang sifatnya baharu. Maka oleh karena itu tidak ada jalan untuk dapat mengenal Allah selain dengan mempelajari ilmu tarekat atau ilmu hati. Maka dapat disimpulkan hanya orang2 yang mempelajari tarekat yang benarlah yang dapat selamat dari neraka. Jika ada diantara para pembaca yang budiman tidak sependapat atau keberatan dengan pendapat saya, silahkan, saya tunggu komentarnya. Saya siap menerima saran, masukan dan kritik dari para pembaca

Leave a Reply

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.